Notifikasi

Loading…

Chapter 1

 "Awal Pertemuan"


Clara duduk di sebuah kafe di tengah kota, menunggu Andi yang sedang dalam perjalanan untuk menjemputnya. Hujan di luar jendela membuat suasana sedikit sendu, tapi Clara selalu menikmati momen-momen menunggu dengan secangkir kopi dan buku di tangannya. Di sela-sela bacaannya, Clara melihat seorang pria asing yang duduk tidak jauh darinya. Mata mereka sempat bertemu, dan Clara merasakan ada sesuatu yang berbeda dari tatapan pria itu.


"Clara, maaf aku terlambat," suara Andi menyadarkannya dari lamunan. Clara tersenyum dan menutup bukunya, menyambut Andi dengan pelukan hangat. Mereka berbicara tentang rencana pernikahan mereka yang akan datang, namun pikiran Clara terus melayang kembali kepada pria misterius yang dilihatnya tadi.


Keesokan harinya, Clara kembali ke kafe itu, berharap bisa bertemu lagi dengan pria misterius tersebut. Dia merasa aneh karena begitu terobsesi dengan seseorang yang baru sekali dilihatnya. Namun, rasa penasaran itu terlalu kuat untuk diabaikan.


Hari-hari berikutnya, Clara terus datang ke kafe yang sama, tetapi pria itu tidak pernah muncul lagi. Clara mulai merasa kecewa, tetapi kemudian mencoba untuk fokus pada persiapan pernikahannya dengan Andi. Namun, bayangan pria itu tetap menghantui pikirannya.


Suatu hari, saat Clara sedang duduk di kafe, pintu terbuka dan pria misterius itu masuk. Jantung Clara berdegup kencang. Pria itu berjalan menuju meja kosong di dekatnya. Mata mereka bertemu lagi, dan kali ini, pria itu tersenyum padanya. Clara merasa gugup, tetapi juga sangat tertarik.


Sambil berpura-pura fokus pada laptopnya, Clara mencuri pandang ke arah pria itu. Setelah beberapa saat, pria itu bangkit dan berjalan menuju mejanya.


"Hai, maaf kalau aku mengganggu. Aku sering melihatmu di sini. Bolehkah aku duduk?" tanyanya dengan suara ramah.


Clara terkejut, tetapi segera mengangguk. "Tentu, silakan."


Pria itu duduk dan mengulurkan tangan. "Aku Dimas. Senang bertemu denganmu."


"Clara," jawabnya sambil berjabat tangan. Ada sesuatu dalam sentuhan tangan Dimas yang membuat Clara merasakan getaran aneh.


Percakapan mereka mengalir begitu saja, seolah-olah mereka sudah saling kenal lama. Dimas bercerita tentang pekerjaannya sebagai fotografer dan perjalanannya ke berbagai tempat eksotis. Clara merasa terpesona mendengar cerita-ceritanya, dan tanpa sadar waktu berlalu begitu cepat.


Saat Clara pulang, pikirannya dipenuhi oleh Dimas. Dia merasa bersalah karena begitu terpengaruh oleh seseorang yang baru dikenalnya, tetapi juga merasa ada sesuatu yang istimewa dalam pertemuan mereka. Andi menjemputnya di depan kafe dengan senyuman hangat, dan Clara mencoba mengabaikan perasaan aneh yang menggelayuti hatinya.


Malam itu, Clara berbaring di tempat tidurnya, memikirkan pertemuannya dengan Dimas. Dia tahu bahwa dia harus berhati-hati, tetapi ada bagian dari dirinya yang ingin tahu lebih banyak tentang pria misterius itu. Dalam hatinya, Clara bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya, dan apakah pertemuan itu hanya kebetulan atau takdir yang mencoba mengubah hidupnya.