Chapter 1
"Awal yang Manis"
Arya melangkah keluar dari gedung kantornya dengan senyuman lebar. Hari itu adalah hari yang istimewa baginya. Setelah bertahun-tahun bekerja keras, ia akhirnya memutuskan untuk terjun penuh waktu ke dunia forex trading. Dengan modal yang cukup besar dan keyakinan tinggi, Arya merasa inilah saatnya untuk meraih impian besarnya.
Di rumah, Lestari sudah menyiapkan makan malam istimewa. Malam itu mereka merayakan keputusan besar Arya. "Aku bangga padamu, Sayang. Aku yakin kamu akan sukses," ujar Lestari dengan mata berbinar.
Arya menggenggam tangan Lestari, "Terima kasih, Lestari. Dukunganmu sangat berarti bagiku. Aku janji, aku akan berusaha keras untuk kita."
Hari-hari berlalu dengan cepat. Awalnya, Arya berhasil meraih keuntungan besar dari trading forex. Setiap malam, mereka merayakan kemenangan kecil mereka dengan makan malam romantis. Keberhasilan Arya membuat hubungan mereka semakin erat. Mereka mulai merencanakan masa depan bersama, membicarakan tentang rumah yang akan mereka beli dan perjalanan impian yang akan mereka lakukan.
Namun, keberuntungan tidak selalu berpihak. Beberapa bulan kemudian, pasar forex mengalami fluktuasi besar. Arya mulai kehilangan uang dalam jumlah besar. Ia merasa tertekan dan mulai jarang pulang ke rumah tepat waktu. Lestari merasa ada yang salah, namun Arya selalu meyakinkannya bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Suatu malam, Arya pulang dengan wajah pucat. "Aku kehilangan banyak uang hari ini, Lestari," ujarnya dengan suara bergetar. Lestari memeluk Arya dengan penuh kasih, "Kita akan melewati ini bersama, Sayang. Aku di sini untukmu."
Namun, situasi semakin memburuk. Arya terus mengalami kerugian hingga akhirnya ia bangkrut. Semua tabungan mereka habis. Arya merasa hancur dan kehilangan harapan. Lestari mencoba untuk tetap kuat dan mendukung Arya, namun di dalam hatinya, ia juga merasa takut dan khawatir tentang masa depan mereka.
Konflik mulai muncul ketika Arya merasa Lestari tidak lagi percaya padanya. Mereka sering bertengkar dan saling menyalahkan. Lestari merasa Arya lebih mementingkan trading daripada hubungan mereka, sementara Arya merasa Lestari tidak mengerti tekanan yang ia rasakan.
Suatu malam, setelah pertengkaran hebat, Lestari memutuskan untuk pergi. "Aku butuh waktu untuk berpikir, Arya. Aku tidak tahu apakah kita bisa terus seperti ini," ujarnya dengan air mata mengalir di pipinya.
Arya hanya bisa melihat Lestari pergi dengan perasaan hancur. Ia merasa kehilangan segalanya dalam sekejap mata. Malam itu, Arya duduk sendirian di ruang tamu, merenungkan kesalahannya dan berharap ada cara untuk memperbaiki semuanya.